Mading Espansa 12 Januari 2023

 KIAT SUKSES BELAJAR DI SEKOLAH


Klik disini untuk kembali ke halaman utama 

Sekolah merupakan tempat siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari yang tidak terampil menjadi terampil. Menjadi orang yang sukses dalam belajar adalah impian semua siswa, namun untuk menggapainya seorang siswa harus memiliki usaha dan perjuangan dalam mencapainya. Ada beberapa hal untuk mencapai kesuksesan dalam belajar, berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan :

1. Niat

Ada niat yang kuat tertanam dalam diri siswa untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran yang sedang di tempuhnya.

2. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah

Dalam mencapai kesuksesan seseorang tentunya harus memiliki iman yang kuat kepada Sang Maha Pencipta, dengan cara mendekatkan dirinya melalui ibadah dan meyakini atas ketentuan-Nya. dengan begitu setiap langkah yang akan ia tempuh atas pertolongan-Nya dan atas izin-Nya sehingga memiliki semangat setiap harinya untuk belajar. Dengan meningkatkan keimanan kepada Allah juga seorang akan lebih mampu bersikap dan berfikir positif atas segala sesuatu yang sedang dijalankannya.

3. Memiliki Tujuan

Belajar tanpa memiliki arah tidak akan berhasil, Setiap orang memiliki tujuan hidup yang lebih baik, buatlah target apa yang harus dicapai dengan begitu akan mempengaruhi semangat belajar.

4. Mengatur Waktu

Mengatur waktu adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Buatlah perencanaan dengan membuat jadwal kegiatan harian, atur waktu kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya. Bagi waktu seharinya untuk kegiatan belajar seperti mengerjakan tugas, latihan soal, memahami pelajaran dan kegiatan belajar lainnya agar siswa mampu memaksimalkan waktu dengan baik dan belajarpun menjadi efektif.

5. Jangan menunda waktu belajar

Menunda adalah kebiasaan buruk dalam belajar, karena berdampak pada hasil yang akan dicapai. Seseorang yang senang menunda pekerjaan atau tugas yang telah diberikan akan terhambat, maka selesaikan tepat pada waktunya.

6. Konsentrasi

Konsentrasi pada apa yang sedang dipelajari, pusatkan perhatian dan pemikiran karena hal ini berhubungan dengan daya tangkap, apabila siswa mampu berkonsentrasi dengan baik maka akan mempermudah dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

 

10 Sopan Santun di Sekolah



Bagaimana Superkids dibesarkan di rumah, akan terlihat dari bagaimana ia bersikap di luar rumah. Ada tata krama yang musti Superparent ajarkan sebagai bekalnya dalam bergaul. Tema ini pun menjadi salah satu bahasan dalam Superkids Leadership Camp 2017 di The Highland Park, Bogor, 15-17 Desember 2017. Cek deh aturan sopan santun tak tertulis di lingkungan sekolah berikut ini. Sopan santun diperlukan bukan hanya pada guru, melainkan juga teman.

1.  Berpakaian Rapi. Ini tata krama dasar yang harus dipatuhi. Berpakaian rapi berarti menghargai sekolah sebagai lembaga pendidikan, sekaligus orang-orang yang akan Superkids temui di sana (guru, kepala sekolah, staf tata usaha, dan teman). Kayak apa sih berpakaian rapi itu? Pakaian harus bersih, nggak kusut, kemeja dimasukkan ke dalam rok atau celana, lengan baju nggak digulung, panjang rok dan celana pun harus sesuai ketentuan – nggak terlalu pendek maupun terlalu panjang.

2. Beri Salam. Berpapasan dengan guru, Superkids jangan pura-pura nggak lihat, apalagi buang muka. Berikan salam, atau sekadar mengangguk kecil sebagai bentuk penghormatan. Di beberapa sekolah, para guru bahkan sengaja menunggui murid-murid datang setiap pagi di dekat gerbang. Murid dibiasakan menjabat dan mencium punggung tangan guru. Ini merupakan bentuk penghormatan pada orang yang lebih tua dalam budaya Timur.

3. Kontak Mata. Biasakan untuk selalu menatap langsung mata orang yang Superkids ajak berbicara, baik guru maupun teman. Jangan melengos, apalagi ngobrol sambil menatap ke layar smartphone. Berbicara tanpa melakukan kontak mata biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki rasa percaya diri rendah. Ini dianggap sebagai perbuatan yang kurang pantas dan tidak sopan di Indonesia.

4. Berbicara Baik. Selain penampilan dan sikap tubuh, cara berbicara juga ada tata kramanya. Superkids nggak dibenarkan untuk berbicara dengan bahasa kasar, berisi umpatan, ejekan, makian, apalagi sambil berteriak-teriak, terutama saat jam pelajaran di kelas. Sekolah biasanya punya aturan sangat ketat soal ini. Siswa bisa mendapat peringatan keras bila melanggar. Biasakan Superkids mengucapkan tiga mantra ajaib (tolong, maaf, dan terima kasih) dalam pergaulan di rumah maupun sekolah.

5. Jangan Sibuk Ngobrol saat Guru Mengajar. Iya bener, gak semua guru enak saat membawakan pelajaran. Ada yang garing dan membosankan. Meski begitu, Superkids harus tetap menghargai beliau, kan? Jaga diri agar tidak gaduh saat guru mengajar. Misalnya nggak sibuk ngobrol bareng teman sebangku selama guru masih menjelaskan. Ini bukan hanya berarti bersikap sopan kepada guru, melainkan juga menghormati teman sekelas yang sedang mengikuti pelajaran.

6. Hargai Perbedaan. Dalam pergaulan, nggak disarankan memilih-milih teman berdasarkan suku, agama, ras, penampilan, apalagi kekayaan. Tentu dong Superkids harus pilih berteman baik dengan yang cocok aja. Namun, seleksinya bukan berdasarkan suku, agama, dan sebagainya itu, ya.

7. Angkat Tangan bila Bertanya. Ada pelajaran yang kurang jelas dari guru? Angkat tangan kanan sebagai tanda Superkids akan mengajukan pertanyaan. Jangan nyerocos bertanya sebelum dipersilakan.

8. Minta Izin. Kebelet pipis saat jam pelajaran? Atau, ada urusan keluarga mendadak? Jangan langsung ngeloyor meninggalkan kelas. Superkids perlu minta izin secara lisan kepada guru, sebelum keluar. Sampaikan urusan apa yang membuat Superkids harus keluar kelas.

9. Ketuk Pintu. Keluar kelas saat jam pelajaran harus izin, masuk kelas pun begitu. Ketuk pintu tiga kali sebagai permohonan izin untuk boleh masuk. Tunggu sampai ada jawaban, sebelum membuka pintu dan masuk ke kelas.

10. Ingat Nama. Berusaha memanggil teman atau guru dengan namanya. Pada guru, sebutkan namanya, bukan hanya Pak, Bu, Miss, atau Mr. Pada teman, sebut juga namanya, jangan sebatas hei, heh, atau si anu.

IKRAR DAMAI OLAH RAGA
SMP NEGERI 1 PEDAN



Ikrar damai olah raga ditanda tangani oleh Kepala Sekolah, Polri, TNI , Guru BK, dan Ketua OSIS SMP Negeri 1 Pedan dan di saksikan oleh peserta upacara siswa, guru dan karyawan.


proses penandatanganan 



LITERASI DIGITAL TINGKATKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA




Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat , menuntut para pendidik untuk memberi motivaasi dan pembekalan kepada peserta didik . Terutama mengenai masalah turunnya minat baca, dan sedikitnya waktu baca di perpustakaan , hilangnya etika sosial dan spiritual , sering terjadinya bullying di sekolah, kasus perkelahian dan lain-lain. Ini semua di sebabkan oleh pergaulan yang kurang tepat dan pengaruh informasi dan komunikasi yang tidak sesuai dengan kharakter peserta didik. Perkembangan teknologi digital begitu pesat dan sudah menyebar kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun kenyataannya hampir sebahagian masyarakat dan peserta didik khususnya belum mampu menggunakan teknologi tersebut secara baik. Penggunakan teknologi digital yang tidak tepat bisa menimbulkan efek yang tidak baik bagi kelangsungan kehidupan individu dan sosial. Oleh sebab itu literasi digital selayaknya diperluas agar dapat mendidik kepribadian bangsa. Profil Pelajar Pancasila merupakan pondasi yang tepat untuk peserta didik baik usia dini, SD, SMP maupun SMA. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Esa  dan beraklak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis,  adalah merupakan sistem  dimensi sebuah litersai digital. Melalui pengetahuan terhadap dimensi-dimensi yang dijelaskan tersebut maka dapat diperluas konten materi dan prosedur pembelajaran literasi digital di dalam sekolah maupun luar sekolah.

            Hague & Payton dalam bukunya Digital Literacy across the Curriculum, mengartikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk menerapkan keterampilan fungsional pada perangkat digital sehingga seseorang dapat menemukan dan memilih informasi, berpikir kritis, berkreativitas, berkolaborasi bersama orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan tetap menghiraukan keamanan elektronik serta konteks sosial-budaya yang berkembang. Pada konteks pendidikan, literasi digital yang baik juga berperan dalam mengembangkan pengetahuan seseorang mengenai materi pelajaran tertentu dengan mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas yang dimiliki anak. Profil Pelajar Pancasila merupakan kumpulan kompetensi dan karakter esensial yang dapat dipelajari melalui lintas disiplin ilmu. Profil Pelajar Pancasila tertuang dalam 6 dimensi, yang mana setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang dapat menggambarkan kompetensi dan karakter tersebut. Oleh sebab itu literasi digital diperlukan dalam masyarakat, khususnya anak untuk memilih berita yang dipresentasikan di media sosial. Literasi digital dimaknai sebagai kompetensi memahami, menganalisis, mengatur, mengevaluasi informasi dengan memakai teknologi digital. Literasi yang tidak baik bisa mengganggu pada psikologis anak. Hal ini diakibatkan oleh emosi anak atau siswa yang masih labil. Anak dalam menerima informasi belum mempunyai filter yang bagus, mereka menerima secara instan karena tidak didasari tentang kebenaran dan asal informasi tersebut. Ketidakmampuan anak mengartikan literasi digital berakibat pada watak dan sikap anak. Anak sudah terbiasa membaca, memberikan pernyataan (statement) berita-berita yang terdapat di media sosial. Statement-statement tersebuat bermacam-macam. Jika berita tersebut dianggap buruk, mereka secara cepat menulis statement yang bermakna membully, merendahkan, dan menenggelamkan. Jika berita tersebut dinilai baik, mereka dengan segera mengirim informasi tersebut ke akun miliknya atau status media sosialnya. Gejala ini tentunya sangat tidak diinginkan. Oleh sebab itu jalan keluar terbaik yang wajib dilaksankan pada anak adalah mengajarkan literasi digital yang terarah karena lambat laun literasi digital yang negatif akan berefek terhadap watak dan psikologis anak. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam berliterasi adalah 1). Literasi harus direvolusi untuk mencerdaskan anak milenial. Perlu juga percepatan program akselerasi literasi dengan beberapa langkah. Pemahaman paradigma literasi tidak hanya membaca dan bahan bacaan bukan hanya manual, melainkan juga digital. Literasi tidak sekadar membaca dan menulis, namun juga keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan berbentuk cetak, visual, digital, dan auditori. 2). Anak melenial kurang mengerti bahan bacaan berkualitas itu seperti apa. Di sinilah perlu adanya edukasi literasi kepada peserta didik. Harus ada budaya baca yang diciptakan di sekolah , keluarga dan kelompok masyarakat daripada “ngobrol doang” yang tak ada gunanya. 3). Peserta didik diberi kesempatan dan dibudidayakan untuk berkreasi membuat bahan literasi melalui bimbingan dan pengarahan para pendidik. 4). Literasi Digital bisa dilakukan dimana dan kapan saja,  tidak harus disekolahan. Dengan literasi digital yang terarah akan meningkatkan Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan 6 dimensi. Yaitu dimensi beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Esa  dan beraklak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.            

Proses pendidikan litereasi digital seyogyanya diawali sejak usia dini, wajib ada tata cara pendidikan literasi digital yang terstruktur. Materi Literasi digital bagi anak melenial harus di arahkan pada dimensi Profil Pelajar Pancasila, Sehingga anak akan mempunyai pondasi yang kuat agar dapat mendidik kepribadian bangsa. Literasi digital dalam gerakan literasi sekolah, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: Pertama, mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Kedua, mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sekolah sebagai model komunikasi dan interaksi yang literat. Ketiga, mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat. Dengan literasi digital yang terarah akan meningkatkan Profil Pelajar Pancasila. (konsep by pgik)




Comments